Friday, March 1, 2019

Ndalem Kaneman

Ndalem Kaneman ini dibangun pada tahun 1855 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono V dan digunakan pertama kali oleh KRT Suronegoro hingga meninggalnya pada tahun 1911.

NDALEM KANEMAN adalah rumah dari GKR Anom Adibrata. Beliau adalah kakak kandung Sri Sultan HB X, Raja Yogyakarta saat ini. Pada dasarnya, tempat ini mempunyai sejarah panjang sebagai kediaman putra/putri raja Yogyakarta. Letaknya ada di dalam kawasan benteng Kraton Yogyakarta. Warga sekitar menyebut kawasan ini sebagai kawasan Njeron Beteng.

Pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VI, ndalem ini ditempati untuk pembantu khusus untuk putra mahkota. Pada tahun 1924, restorasi dilakukan oleh KRT. Wiroguno dan diberi nama nDalem Wirogunan . Setelah itu, tempat ini ditempati oleh putra dari KRT. Wiroguno bernama KRT. Purwodiningrat. Beliau menikahi putri ke-19 dari Sri Sultan HB VIII sehingga diberi nama menjadi nDalem Purwodiningratan.

Pada akhir tahun 1988, putri pertama Sri Sultan Hamengku Buwono IX, GKR Anom, dan suaminya KPH. Adibrata, tinggal di tempat yang waktu itu masih bernama Kagungan nDalem Purwodiningratan ini. Namanya kemudian berubah menjadi NDALEM KANEMAN, mengikuti nama pemiliknya yang sekarang, GKR ANOM ADIBRATA.

Kata “KANEMAN” berasal dari kata “ANOM”. Bahasa Jawa mengenal bahasa krama, yaitu tataran bahasa yang paling halus. Jika dalam bahasa krama, anom berubah menjadi “ANEM”, yang secara harfiah berarti “muda”.

Kini NDALEM KANEMAN ditempati oleh dua putra GKR. ANOM ADIBRATA, yaitu RM. Aryo Santigi dan RM. Bramanto Nurdewana. Atas izin dari Kraton Yogyakarta, kedua putra ini kemudian memanfaatkan NDALEM KANEMAN sebagai tempat pelestarian budaya dan kegiatan pariwisata.

Selain untuk rumah tinggal, dalem ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan antara lain kursus menari yang dikelola oleh Yayasan Among Beksa. Dalem ini juga sering digunakan untuk menjamu makan malam bagi para wisatawan asing sekaligus sajian pagelaran tari.
Dalem yang menghadap ke selatan ini memiliki pendapa yang cukup luas di bagian depan dengan seperangkat gamelan lengkap. Sebagian pendapa disekat dan digunakan sebagai ruang persiapan penari. Setelah pendapa, terdapat pringgitan yang seperti lazimnya pada rumah-rumah tradisional Jawa digunakan untuk pertunjukan wayang kulit (Pringgitan berasal dari kata ringgit = wayang). Berhubungan langsung dengan pringgitan adalah rumah induk atau ruang tengah dan tiga senthong (kamar) – senthong kiwa/kiri, senthong tengah, dan senthong tengen/kanan. Di sebelah timur ruang tengah terdapat ruangan yang sekarang difungsikan sebagai museum keluarga yang memuat berbagai benda-benda keluarga termasuk foto-foto keluarga.

Berikut foto-foto Ndalem Kaneman















Di kompleks Dalem kaneman – yaitu di kanan dan kiri rumah induk dan pendapa – tinggal para ahli waris dari para abdi dalem yang magersari (diberi hak untuk tinggal oleh pemilik dalem). Seluruh warga magersari tergabung dalam dua buah RT (Rukun Tetangga).

Ndalem Kaneman beralamatkan Jl. Kadipaten Kidul No.44, Kadipaten, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment